Menghidupkan Semangat Al-Maun Menghadapi Bonus Demografi
- 21 July 2021
- 2495
Penulis: Ade Nur Cahya
Al-Maun adalah surat ke-107 dalam Alquran dan terdapat pada juz 30. Al-Maun termasuk surat Makkiyah yang turun di Mekah.
Surat Al Maun sendiri terdiri dari tujuh ayat yang dapat menjadi renungan bagi umat Islam. Beberapa renungan tersebut antara lain agar terus saling memberi dan mengasihi, terlebih kepada kaum yang tergolong membutuhkan bantuan seperti fakir miskin hingga anak yatim piatu. Berikut bunyi indah dan arti Surat Al Maun sesuai Alquran:
1. Ara aitalladzi yukadzibu biddiin
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Fa dzalikallaadzi yadu 'ul yatiim
Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim
3. Wa laa yahuddu ‘ala ta ‘amil miskiin
Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin
4. Fa wailul lil musallin
Artinya: Maka celakalah orang yang salat
5. Alladzina hum ‘an salatihim saahuun
Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
6. Alladzina hum yura un
Artinya: yang berbuat ria
7. Wa yamna ‘unal maa ‘un
Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan
Berdasarkan dari banyak ahli, Surat Al Maun diturunkan bukan tanpa sebab. Hal ini dianggap memiliki keterkaitan dengan kisah dan watak dari Abu Sufyan. Dalam buku Tafsir Nurul Qur’an oleh Allamah Kamal Faqih Imani yang terbit pada tahun 2006 terdapat pernyataan sebagai berikut,
“Abu Sufyan biasa membunuh dua unta besar setiap hari untuk disantap bersama kaumnya. Namun, pada suatu hari ada seorang anak yatim mendatangi pintunya dan meminta pertolongan. Alih-alih mendapat pertolongan, Abu Sufyan malah memukul anak yatim itu dengan tongkat dan mengusirnya”.
(Merdeka.com)
Semangat Al-Maun adalah semangat memangkas kesenjangan antara si kaya dan si miskin, salah satu bentuknya adalah kepedulian kepada anak yatim dan Islam sangat memuliakan anak yatim.
Menyantuni anak yatim juga merupakan suatu bentuk kepedulian kepada bangsa dan negara karena masa depan bangsa dan negara ada di tangan para penerus-penerusnya, sedangkan Indonesia yang akan mengalami bonus demografi dan hal itu adalah peluang yang bisa dinikmati suatu negara karena besarnya jumlah penduduk usia produktif yakni rentan usia 18 sampai 64 tahun.
Indonesia akan kebanjiran sumber daya manusia (SDM) yang produktif di masa yang akan datang, peluang itu akan baik untuk bangsa dan negara kalau seluruh elemen bangsa bisa memanfaatkannya seperti pemenuhan kebutuhan pendidikan, lapangan pekerjaan dan wadah-wadah kreativitas anak-anak bangsa, tetapi sebaliknya bonus demografi ini akan berdampak buruk untuk bangsa dan negara kalau tidak bisa mengelolanya, dan dampak buruk itu adalah banyaknya pengangguran yang terjadi akibat banyaknya pula SDM yang tidak berkualitas dan akan melahirnya tingginya tingkat kejahatan.
Untuk itu seluruh elemen bangsa harus memiliki semangat Al-Maun dengan kepedulian kepada anak-anak yatim. Anak-anak yatim membutuhkan kepedulian kita agar dapat memenuhi kebutuhan pangannya, pendidikannya, dan penunjang kreativitasnya.
Anak-anak yatim yang kehilangan sosok ayah sebagai kepala keluarga, dan anak-anak yatim ini adalah aset bangsa yang bukan tidak mungkin akan menjadi stakeholder bangsa kita.
Kita tidak berharap indonesia menjadi over populasi tanpa adanya penunjang kualitas diri. Bentuk kepedulian kepada anak yatim adalah cara kita peduli kepada bangsa dan negara ini.